1:04:00 PM
Tips memilih cincin kawin :
1. Sering-sering ‘browsing’ ke toko-toko perhiasan atau melihat-lihat referensi di majalah. Sebaiknya mulai mencari sekitar 2 bulan sebelum hari pernikahan. Jadi Anda masih punya cukup waktu untuk mencari, berpikir-pikir dan melihat kembali cincin kawin yang di’incar’.
2. Atur budget. Anda dapat menyiapkan budget sekitar 3-10 juta.
3. Pikirkan 20 tahun ke depan.Jangan takut untuk tampil beda, tapi pastikan model yang dipilih adalah model yang masih ingin
Anda kenakan sampai 20 tahun ke depan.
4. Pilih yang simple dan nyaman dipakai. Disarankan memilih cincin berwarna putih dan bentuk berliannya bulat. Karena tidak bersudut sehingga sinarnya lebih bagus.
5. Lakukan ‘final fitting’ ukuran cincin di saat kondisi Anda tenang dan temperatur tubuh normal. Jangan melakukannya pada pagi hari. Jari akan sedikit membengkak, karena tubuh Anda masih mengandung garam yang tersimpan dari malam sebelumnya. Ukuran jari juga sedikit berubah setelah Anda berolah raga atau atau saat tubuh dalam keadaan panas dan dingin sekali.
6. Anda yang berjari kecil disarankan untuk tidak memakai cincin kawin yang berbentuk lebar.
7. Pilihlah cincin yang mudah dibersihkan, sehingga Anda dapat merawatnya sendiri. Jika model cincin Anda cukup rumit, pastikan toko perhiasan tempat Anda membelinya dapat memberikan jasa pencucian perhiasan.
8. Jika Anda mengenakan cincin platinum, hindari mengenakannya saat melakukan pekerjaan kasar atau berolah raga, karena platinum mudah tergores. Hindari pula mengenakan cincin kawin saat Anda bekerja dengan zat-zat yang mengandung klorin, seperti pemutih pakaian, pembersih bahkan desinfektan yang terkandung dalam kolam renang.
9. Pilihlah toko perhiasan yang memberikan jasa pembesaran atau pengecilan ukuran, pencucian dan pemolesan ulang.
Memilih cincin kawin yang berdesain indah, modern, nyaman dipakai, dan selalu ‘in’ untuk segala masa ternyata butuh kiat dan seni tersendiri.
Agenda memilih cincin kawin, pastilah sangat penting sekaligus menantang bagi setiap calon pengantin. Peran cincin kawin sebagai simbol ikatan cinta memang sangat signifikan dalam setiap upacara perkawinan. Tak heran bila pasangan capeng rela mondar-mandir, keluar masuk berbagai toko perhiasan sebelum akhirnya menemukan pilihan yang sesuai dengan selera, trend dan tentu saja…isi kantong.
Cincin telah mulai digunakan sebagai simbol ikatan cinta abadi sejak masa pemerintahan para Firaun di Mesir. Bentuknya yang melingkar sempurna tanpa memiliki ujung dan pangkal diidentikkan sebagai aliran cinta yang abadi tanpa henti. Kebiasaan ini sempat ‘meredup’ pada era Romawi. Namun kembali popular dilakukan pada abad 18. Di era ini cincin belum dikenakan di jari manis seperti sekarang, melainkan dikenakan di jari tengah tangan kiri. Apa alasannya? Orang Romawi ternyata percaya terdapat pembuluh darah yang mengalir melewati jari tengah kiri langsung ke hati!
Mengiringi derasnya perkembangan dunia fesyen, cincin kawin mengalami berbagai inovasi yang luar biasa. Bentuknya yang semula hanya berupa lingkaran bulat sederhana, dari waktu ke waktu dipercantik dengan berbagai hiasan seperti ukiran, motif ataupun batu permata. Bahan dasarnya pun kini makin variatif. Jika mulanya yang dibuat dari bahan besi biasa, kini tersedia dalam berbagai variasi, seperti emas kuning, emas putih (platinum) dan titanium.
Khusus untuk jenis cincin yang dihiasi permata, hingga kini berlian yang melambangkan kemurnian dan keabadian cinta masih menjadi yang terfavorit.
Dua batu permata pilihan lainnya adalah ruby merah yang melambangkan hati, serta sapphire biru yang melambangkan kesetiaan.
Simple, bermotif atau berpermata?
Walau telah mengalami banyak perkembangan, cincin kawin pada dasarnya terdiri dari 3 model utama, yakni cincin berbentuk lingkaran polos tanpa ornament, cincin dengan hiasan satu atau beberapa permata, dan cincin yang dihiasi motif seperti sulur atau garis-garis.
Model lingkaran polos atau bermata satu, hingga kini masih digemari banyak calon pengantin. General Manager Benteng Jewellery, Sawito misalnya, mengatakan banyak calon pengantin tetap suka memilih model cincin kawin yang simple dan modern. “Cincin berpermata satu, misalnya cocok untuk untuk seseorang yang memiliki kepribadian yang modern.”
Hal serupa juga dikemukakan oleh Desi Kristiana E, Brands Manager Frank Duet - The House of Wedding Ring by Frank & Co Jewellery. “Saat ini model yang sedang digemari di kalangan calon pengantin adalah model yang simple, atau dihiasi dengan satu permata.” Desi menambahkan belakangan ini juga muncul cincin kawin dengan hiasan berlian untuk pengantin wanitanya saja. “Cincin pengantin pria tanpa batu berlian kini sedang digemari dan menjadi trend di Eropa, karena modelnya yang simple dan dapat menghindari kesan feminin pada pengantin prianya “ katanya mengimbuhkan.
Ada lagi yang model cincin yang frame-nya lebih tebal dengan berlian yang terletak pada bagian pinggir cincin. “Model ini cocok untuk seseorang yang memiliki kepribadian unpredictable, unik dan berani beda,” ujar Sawito. Anda yang berkepribadian unik dan suka bergaya dengan motif, dapat memilih cincin dengan ukiran, motif garir-garis atau sulur-sulur. “Frank Duet memiliki seperti koleksi cincin dengan berbagai ornament motif seperti lubang-lubang, garis-garis, silang-silang ataupun sulur-sulur.” Kata Desi.
Kuning atau Putih?
Tak hanya modelnya yang beragam, cincin kawin dewasa ini tersedia dalam berbagai jenis bahan dasar. Cincin kawin dari emas kuning yang sangat popular di masa oma-opa atau papa-mama kita dulu, kini telah tergeser oleh emas putih. Kini Anda juga dapat membeli cincin yang terbuat dari logam titanium. Permata penghiasnya pun makin variatif. Mulai dari berlian asal Belgia yang indah namun berharga tinggi, hingga kristal swarovski atau cubic zircon yang lebih ekonomis.
Pilihan harga pun cukup beragam, dengan kisaran harga terfavorit antara 3-10 juta. Di Frank Duet Anda bisa memilih koleksi cincin dari emas putih dan kuning dengan harga mulai dari Rp. 3 juta. Sementara di Benteng Jewellery, tersedia cincin dari emas putih dan kuning dengan harga mulai dari Rp. 5-10 juta.
4. Pilih yang simple dan nyaman dipakai. Disarankan memilih cincin berwarna putih dan bentuk berliannya bulat. Karena tidak bersudut sehingga sinarnya lebih bagus.
5. Lakukan ‘final fitting’ ukuran cincin di saat kondisi Anda tenang dan temperatur tubuh normal. Jangan melakukannya pada pagi hari. Jari akan sedikit membengkak, karena tubuh Anda masih mengandung garam yang tersimpan dari malam sebelumnya. Ukuran jari juga sedikit berubah setelah Anda berolah raga atau atau saat tubuh dalam keadaan panas dan dingin sekali.
6. Anda yang berjari kecil disarankan untuk tidak memakai cincin kawin yang berbentuk lebar.
7. Pilihlah cincin yang mudah dibersihkan, sehingga Anda dapat merawatnya sendiri. Jika model cincin Anda cukup rumit, pastikan toko perhiasan tempat Anda membelinya dapat memberikan jasa pencucian perhiasan.
8. Jika Anda mengenakan cincin platinum, hindari mengenakannya saat melakukan pekerjaan kasar atau berolah raga, karena platinum mudah tergores. Hindari pula mengenakan cincin kawin saat Anda bekerja dengan zat-zat yang mengandung klorin, seperti pemutih pakaian, pembersih bahkan desinfektan yang terkandung dalam kolam renang.
9. Pilihlah toko perhiasan yang memberikan jasa pembesaran atau pengecilan ukuran, pencucian dan pemolesan ulang.
Memilih cincin kawin yang berdesain indah, modern, nyaman dipakai, dan selalu ‘in’ untuk segala masa ternyata butuh kiat dan seni tersendiri.
Agenda memilih cincin kawin, pastilah sangat penting sekaligus menantang bagi setiap calon pengantin. Peran cincin kawin sebagai simbol ikatan cinta memang sangat signifikan dalam setiap upacara perkawinan. Tak heran bila pasangan capeng rela mondar-mandir, keluar masuk berbagai toko perhiasan sebelum akhirnya menemukan pilihan yang sesuai dengan selera, trend dan tentu saja…isi kantong.
Cincin telah mulai digunakan sebagai simbol ikatan cinta abadi sejak masa pemerintahan para Firaun di Mesir. Bentuknya yang melingkar sempurna tanpa memiliki ujung dan pangkal diidentikkan sebagai aliran cinta yang abadi tanpa henti. Kebiasaan ini sempat ‘meredup’ pada era Romawi. Namun kembali popular dilakukan pada abad 18. Di era ini cincin belum dikenakan di jari manis seperti sekarang, melainkan dikenakan di jari tengah tangan kiri. Apa alasannya? Orang Romawi ternyata percaya terdapat pembuluh darah yang mengalir melewati jari tengah kiri langsung ke hati!
Mengiringi derasnya perkembangan dunia fesyen, cincin kawin mengalami berbagai inovasi yang luar biasa. Bentuknya yang semula hanya berupa lingkaran bulat sederhana, dari waktu ke waktu dipercantik dengan berbagai hiasan seperti ukiran, motif ataupun batu permata. Bahan dasarnya pun kini makin variatif. Jika mulanya yang dibuat dari bahan besi biasa, kini tersedia dalam berbagai variasi, seperti emas kuning, emas putih (platinum) dan titanium.
Khusus untuk jenis cincin yang dihiasi permata, hingga kini berlian yang melambangkan kemurnian dan keabadian cinta masih menjadi yang terfavorit.
Dua batu permata pilihan lainnya adalah ruby merah yang melambangkan hati, serta sapphire biru yang melambangkan kesetiaan.
Simple, bermotif atau berpermata?
Walau telah mengalami banyak perkembangan, cincin kawin pada dasarnya terdiri dari 3 model utama, yakni cincin berbentuk lingkaran polos tanpa ornament, cincin dengan hiasan satu atau beberapa permata, dan cincin yang dihiasi motif seperti sulur atau garis-garis.
Model lingkaran polos atau bermata satu, hingga kini masih digemari banyak calon pengantin. General Manager Benteng Jewellery, Sawito misalnya, mengatakan banyak calon pengantin tetap suka memilih model cincin kawin yang simple dan modern. “Cincin berpermata satu, misalnya cocok untuk untuk seseorang yang memiliki kepribadian yang modern.”
Hal serupa juga dikemukakan oleh Desi Kristiana E, Brands Manager Frank Duet - The House of Wedding Ring by Frank & Co Jewellery. “Saat ini model yang sedang digemari di kalangan calon pengantin adalah model yang simple, atau dihiasi dengan satu permata.” Desi menambahkan belakangan ini juga muncul cincin kawin dengan hiasan berlian untuk pengantin wanitanya saja. “Cincin pengantin pria tanpa batu berlian kini sedang digemari dan menjadi trend di Eropa, karena modelnya yang simple dan dapat menghindari kesan feminin pada pengantin prianya “ katanya mengimbuhkan.
Ada lagi yang model cincin yang frame-nya lebih tebal dengan berlian yang terletak pada bagian pinggir cincin. “Model ini cocok untuk seseorang yang memiliki kepribadian unpredictable, unik dan berani beda,” ujar Sawito. Anda yang berkepribadian unik dan suka bergaya dengan motif, dapat memilih cincin dengan ukiran, motif garir-garis atau sulur-sulur. “Frank Duet memiliki seperti koleksi cincin dengan berbagai ornament motif seperti lubang-lubang, garis-garis, silang-silang ataupun sulur-sulur.” Kata Desi.
Kuning atau Putih?
Tak hanya modelnya yang beragam, cincin kawin dewasa ini tersedia dalam berbagai jenis bahan dasar. Cincin kawin dari emas kuning yang sangat popular di masa oma-opa atau papa-mama kita dulu, kini telah tergeser oleh emas putih. Kini Anda juga dapat membeli cincin yang terbuat dari logam titanium. Permata penghiasnya pun makin variatif. Mulai dari berlian asal Belgia yang indah namun berharga tinggi, hingga kristal swarovski atau cubic zircon yang lebih ekonomis.
Pilihan harga pun cukup beragam, dengan kisaran harga terfavorit antara 3-10 juta. Di Frank Duet Anda bisa memilih koleksi cincin dari emas putih dan kuning dengan harga mulai dari Rp. 3 juta. Sementara di Benteng Jewellery, tersedia cincin dari emas putih dan kuning dengan harga mulai dari Rp. 5-10 juta.
0 Responses to "9 Tips Memilih Cincin Kawin"
Posting Komentar